About the Author
We Are Admin Of Capoeira Semarang Web, Tempat berkumpulnya penggemar Capoeira di Wilayah Semarang dan Sekitarnya.
Follow Me on Facebook
Visit This Web For Others Information
Follow Me on Facebook
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
Capoeira Semarang show di CITRA LAND mall Ciputra 4 hari berurutan..pada tanggal 23-24,30-31 agsts dan performance pada hari tu sngguh membuat semarang terasa mjd hal kecil bagi kami..INSYA ALLAH..temen2 ku kau telah memberikan smua pada Capoeira,jangan menyerah hanya pada sebuah kemalasan..bukti di mall ini semua mjd kan kami ALL out dan dsamping itu TEam kami dibantu dari Vadiacao (hai compadre)..kita tampil dalam sebulan tiap hari kita ada show performance...tapi kita pasti udah ngerti resikonya jadi terkenal..hehehe.
saya tertarik untuk gabung capoeira, apa ada syarat2 khusus.
viva capoeira...let you all rock the world ;-)
viva capoeira..let you all rock the world ;-)
Ini hal yg paling yg membanggakan dalam hal CAPOEIRA bagiku,padaMU YA ALLAH,kujadikan sbg ibadahku,padamu teman2ku yg tercerai beraikan diseluruh negeri ini,jangan sampai kita mengkotak2 kan nernagai pandangan ttg CAPOEIRA sesama capoeirista ttplah mjd capoeirista.
beberapa tahun setelah Bimba, Pastinha juga membuka sekolah capoeira untuk gaya yang tradisional itu di Pelourinho, kawasan historis Kota Salvador. Pastinha dikenal sebagai filsuf capoeira karena kegemarannya menggunakan aforisme. Salah satu favoritnya adalah "Capoeira é para homen, mulher e menino, só não aprende quem nao quiser" (capoeira adalah untuk lelaki, perempuan dan anak-anak, yang tidak mempelajarinya hanyalah mereka yang tidak mau), menegaskan keterbukaan ilmu itu bagi siapa punmaka jagalah kebersamaan karena kita punya hak yg sama.
suatu ketika menyaksikan Duda, Professora Brisa (Carolina de Magalhães) dan suaminya Contra-mestre Jean Pangolim dari Grupo GUETO, Contra-mestre Zézo dari SSA (murid Mestre Zé Doró), Professor Boda, Professor Aranola, Mestre Lazinho, dan teman-teman mereka dengan penuh semangat dan kegembiraan bermain capoeira dengan anak-anak, yang terlintas di pikiran adalah betapa beruntungnya anak-anak Salvador itu. Mereka tidak sekadar bermain capoeira. Mereka mendapat kesempatan mempelajari bagian kebudayaan mereka dengan penuh sukacita karena dedikasi para capoerista itu.
Anak-anak itu secara tak langsung diajarkan hidup bermasyarakat. Seperti kata Duda, "Dalam capoeira, orang diajarkan menghormati sesamanya. Capoeira bukanlah sekadar pertarungan dari sudut pandang teknik, tetapi suatu jogo (permainan) di mana Anda tidak ’bermain melawan’ (joga contra) melainkan ’bermain dengan’ (joga com) mitra Anda."
Capoeira disebut sebagai paduan seni dan bela diri karena olah fisik hanyalah satu unsurnya. Seorang yang belajar capoeira baru akan disebut sebagai capoerista kalau dia selain berlatih kemampuan fisik dan mempelajari sejarah serta filsafat ilmu itu juga menguasai lagu-lagu dan belajar alat musik capoeira. Menurut Eduardo Correia Filho (Contra-mestre Duda) dari Grupo Luanda, Bahia, seorang capoerista harus menguasai ilmu itu dalam teknik, filsafat, kultural, dan musik.